FavoriteLoadingBookmark

 

Note: You are not Registered for this course. This course if free for anyone to take.

Please Register Now to be eligible to receive a certificate upon completion. 

(Indonesian translation below)
Before entrepreneurship, there needs to be an idea. Creativity is the definition of something new and valuable (at least to someone). This is commonly referred to as an idea.
Earlier I mentioned juggling as a metaphor for entrepreneurship. So we now come to the first thing that needs to be juggled. The idea.
So where can your idea come from? The simple answer is that your idea can come from anywhere. Maybe it‘s something you thought of yourself. Or maybe something you heard in the street or read about sparked the idea.
Whether you‘re looking to come up with your own idea or to leverage insights you gained from somewhere else to come up with an idea, what you need is personal creativity.
So what does a creative person do? The creative person doesn‘t focus on what is currently popular and everyone is buying. Instead the creative person comes up with a fresh idea and promotes it. If all goes well, people recognize the idea‘s value and it becomes something that is currently popular and everyone is buying.
Creative persons have some key competences:
The first is synthesis – the ability to see problems in new ways and see possible new combinations of things. For example you could think about what would your idea look like to a dog. Combining seemingly unrelated things in novel ways is a great way to come up with new ideas. For example, if you had 4 matches, a tennis ball, a paper clip, a juice carton and a pencil – what kind of mode of transportation could you create?
The second is analysis – the ability to evaluate an idea critically and to recognize that just because an idea is new doesn‘t mean it‘s good. The outcome of the idea must have value. The „Six Thinking Hats“ method developed by Edward de Bono is an interesting way to evaluate ideas.
The third is communication – the ability to effectively present an idea to others. This is sometimes referred to as pitching or selling and we will spend some time specifically on this later in the course.
Creativity is hard work. It‘s usually a process of trial-and-error rather than an „aha“ moment. Did you know that YouTube started out as an online dating site? There‘s a lot of trial-and-error that went into getting YouTube where it is now.
This is why entrepreneurs have to keep their idea moving and expect it to change, again and again.
There are some classic obstacles to creativity.
First of all, it‘s easy for people to talk about creativity, but then they don‘t do anything about it.
Second, people are afraid of change and a new idea requires change.
Third, creativity tends to be undervalued. A creative person is very often viewed as irrational or even stupid.
Hopefully, you will eventually come up with one or more new ideas that could form the seed for entrepreneurship. Don‘t worry, as the course progresses your idea will evolve, so don‘t sweat the details.Indonesian:
Unit 2 : Kreatifitas dan Ide
Sebelum berwirausaha, perlu ada ide. Kreativitas adalah definisi dari sesuatu yang baru dan berharga (setidaknya untuk seseorang). Ini biasanya disebut sebagai ide.
Sebelumnya saya menyebutkan juggling sebagai metafora untuk kewirausahaan. Dan sekarang kita sampai pada hal pertama yang perlu disulap. Ide.
Dari mana ide Anda berasal? Jawaban sederhananya adalah ide Anda bisa datang dari mana saja. Mungkin dari yang Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri. Atau mungkin dari yang Anda dengar di jalan atau baca yang memicu gagasan itu.
Baik Anda mencari ide Anda sendiri atau memanfaatkan wawasan yang Anda peroleh dari tempat lain untuk mendapatkan ide, yang Anda butuhkan adalah kreativitas pribadi.
Jadi, apa yang dilakukan orang kreatif? Orang kreatif tidak berfokus pada apa yang saat ini populer dan dibeli semua orang. Sebaliknya, orang yang kreatif muncul dengan ide segar dan mempromosikannya. Jika semua berjalan dengan baik, banyak orang memahami nilai dari ide yang ditawarkan, kemudian ide tersebut berubah menjadi sesuatu yang populer dan dibeli semua orang.
Orang-orang kreatif memiliki beberapa kompetensi utama:
Yang pertama adalah sintesis – kemampuan untuk melihat masalah dengan cara-cara baru dan melihat kemungkinan kombinasi-kombinasi baru. Misalnya Anda bisa memikirkan bagaimana ide Anda terlihat bagi seekor anjing. Menggabungkan hal-hal yang tampaknya tidak berhubungan ke dalam satu hal adalah contoh yang bagus akan sistesis. Misalnya, jika Anda memiliki 4 korek api, bola tenis, klip kertas, karton jus, dan pensil – jenis moda transportasi apa yang dapat Anda buat?
Yang kedua adalah analisis – kemampuan untuk mengevaluasi sebuah ide secara kritis dan untuk mengenali bahwa hanya karena sesuatu merupakan sebuah ide baru, tidak berarti itu bagus. Hasil dari gagasan harus memiliki nilai. Metode “Six Thinking Hats” yang dikembangkan oleh Edward de Bono adalah cara yang menarik untuk mengevaluasi ide.
Yang ketiga adalah komunikasi – kemampuan untuk secara efektif menyajikan ide kepada orang lain. Kompetensi ini sering disebut sebagai pitching atau penjualan dan kita akan meluangkan waktu khusus untuk membahas hal ini nanti.
Kreativitas adalah kerja keras. Kreatifitas biasanya merupakan proses coba-coba dan bukan momen “AHA!” yang muncul begitu saja. Tahukah Anda bahwa YouTube awalnya dilucurkan sebagai situs kencan online? Youtube telah melalui banyak trial-and-error hingga sampai pada Youtube yang kita kenal saat ini.
Inilah sebabnya para wirausahawan harus menjaga gagasan mereka agar terus bergerak dan berubah, lagi dan lagi.
Ada beberapa hambatan klasik untuk mengembangkan kreativitas.
Pertama, mudah bagi orang untuk berbicara tentang kreativitas, tetapi kemudian mereka tidak melakukan apa-apa.
Kedua, orang takut akan perubahan dan ide baru membutuhkan perubahan.
Ketiga, kreativitas cenderung diremehkan. Orang yang kreatif sangat sering dianggap tidak rasional atau bahkan bodoh.
Mudah-mudahan, Anda akhirnya akan menemukan satu atau lebih gagasan baru yang dapat dijadikan benih untuk kewirausahaan. Jangan khawatir karena seiring berjalannya waktu, ide Anda akan berkembang. Jadi jangan khawatirkan detailnya.